Senin, 14 Maret 2011

Belum Dioperasikan, Tol Semarang - Solo Retak

Diposting oleh Muhammad Fakhrial Zld
SEMARANG, - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) memang sedang ketiban sial. Proyek jalan Tol Semarang-Solo yang digadang-gadang sejak lama bukan saja menuai kontroversi akibat mulurnya pengerjaan.


Kini jalan tol yang diharapkan bakal beroperasi bulan April depan itu justru terancam terbelah karena mengalami retak dan ambles. Hingga Rabu kemarin, retakannya makin membesar.


Ruas jalan tol yang terbelah tersebut berada di Kilometer (Km) 5,6 hingga Km 5,7. Lokasi itu dinilai para pengamat memang merupakan kawasan tidak layak bangun karena struktur lahannya rentan longsor.


Menurut pakar hidrologi Undip Semarang, Robert Kodoatie, titik rekahan Tol Semarang-Solo pada ruas Semarang-Ungaran itu sebenarnya harus dihindari oleh pelaksana jalan tol. Tahun lalu pihaknya telah memberikan peringatan kalau lokasi setempat tidak pantas untuk dibangun konstruksi jalan tol. Akan tetapi, pelaksana nekat dengan melakukan rekayasa teknis. Padahal, dari kacamata hidrologi kawasan bentang alam di sana sangat sulit diatasi dengan rekayasa apa pun.


"Akhirnya kekhawatiran saya terbukti. Badan jalan tol retak dan ambles sebelum sempat dioperasikan," ujar Robert di Semarang.


Robert bahkan mencemaskan, potensi tanah longsor di kawasan setempat sangat mungkin terjadi. Terlebih sekarang ini curah hujan belum bisa diajak kompromi. Hal itu tampak sekali pada sifat retakan jalan yang terus melebar hanya dalam hitungan jam. Disebutkan, sepanjang dua kilometer di sana adalah kawasan dengan formasi kerek atau formasi batu lempung kedap air. Di atas formasi itu terdapat timbunan material longsoran yang terbentuk oleh proses alam selama ratusan tahun dengan ketebalan sekitar 200 meter.


Di atas formasi itulah konstruksi jalan Tol Semarang-Solo seksi I dibangun. Itu pun dilakukan pelaksana dengan pengurukan hanya setebal 20 meter lebih. Dengan pengurukan seperti itu, maka apabila curah hujan tinggi, formasi menjadi rawan longsor, Air tidak dapat meresap lantaran struktur bebatuan dan lempung yang kedap air. Akibatnya air selalu melarutkan material tanah di atasnya, Kasus retakan di jalan tol itu akibat air melarutkan material tanah ke sisi timur jalan yang lebih rendah, menciptakan pergerakan tanah pada konstruksi badan jalan tol. "Ini teori yang bisa mengakibatkan bencana tanah longsor lebih besar, mengingat struktur lahan bukan bersifat cekungan air tanah," katanya.


Sementara itu PT Jasa Marga Tbk membenarkan jalan ambles dan retak sepanjang 200 meter pada proyek Jalan Tol Semarang-Solo Seksi I, dikerjakan oleh PT Waskita Karya.


"Benar itu milik kami. Seksi I sepanjang 11 kilometer, terdiri dari 3 paket. Ambles di paket II yang dikerjakan oleh Waskita Karya," kata Dirut PT Jasa Marga Tbk, Frans S Sunito saat dihubungi di Jakarta.


Frans mengakui, secara umum di daerah itu ada pergerakan tanah dan sudah diantisipasi dengan tiang pancang sebelumnya. "Ternyata ada juga ada aliran air dari atas bukit. Ini mungkin yang menyebabkan kondisi tanah tidak stabil," kata Frans.
Untuk itu, katanya, saat ini tim teknis sedang berada di lapangan untuk mengatasi masalah itu dan mencari tahu penyebab lebih lanjut.


Ia juga mengakui, langkah antisipasi atas labilnya kondisi tanah itu sudah dilakukan yakni dipasangnya tiang pancang. "Ini terjadi di luar perkiraan. Seperti di Cipularang, kita sudah antisipasi hal yang sama tapi malah kecolongan setelah operasi," katanya.


Frans juga belum bisa memastikan, lama waktu perbailkan tersebut dan berharap tidak terlalu lama sehingga bisa memundurkan jadwal operasi. "Peresmiannya masih menunggu audit kelayakan," katanya. (IHS)


Sumber : NTMC Korlantas Polri

2 komentar :

  1. 4 Presentation mengatakan... :

    Waduh2.... yang salah siapa nih..???

  1. 4presentation_ no coment...
    tks udah mampir

Posting Komentar