Senin, 13 Juni 2011

Dikaji, Penerapan Nomor Ganjil Genap di Jakarta

Diposting oleh Muhammad Fakhrial Zld
info lantas   =>   JAKARTA - Berbagai terobosan dalam penanganan kemacetan ibukota terus dikaji Pemprov DKI Jakarta bersama stakeholder lainnya.

Setelah pengaturan waktu operasional truk melintas tol dalam kota sukses diterapkan, kini kebijakan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi berdasarkan nomor polisi (nopol) ganjil genap di jalan yang dilintasi busway dengan digodok.

Menurut Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta, Azas Tigor Nainggolan, wacana tersebut tengah dikaji pihaknya bersama instansi terkait terkait seperti Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Dirlantas Polda Metro Jaya. Ia memprediksi bahwa melalui kebijakan ini kepadatan kendaraan akan tertekan secara signifikan.

“Perhitungan sederahana. Misalnya di Jalan MH. Thamrin-Sudirman. Jika setiap jamnya jalur tersebut dilintasi seribu unit kendaraan maka melalui kebijakan ini kendaraan akan berkurang hingga tinggal 500 kendaraan,” ujar Azas, Minggu (12/6).

Lebih lanjut dikatakan Azas, bahwa dalam mengatasi permasalahan kemacetan Jakarta, diperlukan sebuah langkah radikal. Diantaranya penerapan nopol ganjil genap di jalan yang dilintasi busway.
“Kami telah melakukan pengkajian terhadap kebijakan ini. Dan saya menilai ini sangatlah signifikan menekan kepadatan lalu lintas,” tandasnya.

Mengingat tingginya tingkat pertumbuhan kendaraan mencapai 1.000 unit roda dua dan 250 unit kendaraan roda empat baru beredar di ibukota setiap harinya. Bahkan data Dinas Perhubungan DKI Jakarta, memprediksi setiap harinya sebanyak 5,6 juta kendaraan asal Bodetabek masuk di Jakarta.

Jumlah tersebut merupakan setengah dari kendaraan yang beroperasi di ibukota sendiri. Sedangkan,  Dirlantas Polda Metro Jaya mencatat sampai akhir Desember 2010, sebanyak 11.362.396 unit kendaraan terdiri 8.244.346 unit roda dua dan 3.118.050 roda empat beredar di Jabodetabek.

Untuk roda empat pertumbuhan rata-rata perhari di Jakarta saja mencapai 240 unit dan kendaraan roda empat sebanyak 890 unit perhari.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, membenarkan wacana tersebut merupakan salah satu penanganan masalah kemacetan di ibukota. Namun dikatakannya untuk menerapkan hal ini tidaklah mudah. Diperlukan suatu kesiapan yang matang sehingga pengawasan dapat berjalan optimal.

“Meski kebijakan ini sangat mungkin dilakukan jika sistem dan koordinasi dapat berjalan baik. Karena dengan banyaknya jumlah kendaraan sangat tidaklah mudah melakukan pengawasannya. Kebijakan ini masih dalam kajian,” ucap Pristono.

Pristono menambahkan untuk saat ini pihaknya tengah fokus terhadap penataan dan pembenahan terhadap jaringan transportasi massal yang ada. Di antaranya dengan membangun jaringan angkutan pengumpan (feeder) terhadap busway.

Untuk merealisasikannya Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah menggelar lelang terkait pengadaan bus pengumpan tersebut. Dengan waktu operasional mulai Pk.5 hingga pukul 22.

Adapun rute yang dilalui ialah yaitu Tanah Abang-Balaikota DKI yang memasok ke koridor Pulogadung-Harmoni dan Blok M-Kota. Rute Duri Kembangan yang memasok ke koridor Lebak Bulus-Harmoni dan Kalideres-Harmoni  dan Blok M-Kota.  Serta rute Sudirman Centre Business District (SCBD) – Senayan yang memasok koridor Blok M-Kota dan Cawang-Grogol.

“Ditargetkan Agustus 2011 ini feeder tersebut sudah dapat beroperasi. Sehingga optimalisasi busway dapat berjalan maksimal,” ujar Pristono.

Nantinya bus yang digunakan sebanyak 15 armada. Bus ini hanyalah bus biasa dengan bahan bakar solar. Jumlah bus yang disediakan sekitar 15 bus medium yang berkapasitas sekitar 35 orang; 20 untuk penumpang duduk dan 15 untuk penumpang berdiri.

Adapun untuk infrastruktur yang dibutuhkan antara lain pembuatan halte baru, jembatan penyebrangan, rambu, marka jalan, serta fasilitas pejalan kaki. Pristono menegaskan standar pengoperasian dan pelayaan  diupayakan mendekati atau sama dengan standar pelayanan busway.

“Dengan adanya layanan angkutan umum yang aman dan nyaman maka dengan sendirinya pengguna kendaraan [pribadi akan beralih ke angkutan umum,” kata Pristono.
Sumber : NTMC Korlantas Polri

4 komentar :

  1. Info Seputar Wanita mengatakan... :

    maaaaanntaaappp postingannya.... :D

  1. BLOGBEGO mengatakan... :

    trims mas infonya, tapi terus terang saya kurang paham maksudnya ganjil genap hahaha maklum hidup di Desa :#

  1. ISW_ seeeppp
    Mas Putu_ ok mas, nanti saya posting

  1. Unknown mengatakan... :

    apakah yg dikaji hanya kota besar? :f

Posting Komentar