info lantas => BANJARMASIN - Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Kalsel, Kombes Pol
Nandang mengkritik kebijakan Pemerintah Provinsi soal aturan di jalan
yang masih semeraut di banua.
Salah satu kritikan yang ditujukan bagi Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi itu seperti kebijakan tempat memutar kendaraan yang terlalu banyak di sepanjang kawasan Ahmad Yani dari Kota Banjarmasin hingga ke Bandara Syamsuddin Noor.
"Di kawasan itu tempat memutar mobil banyak sekali, seharusnya Dishub membatasi agar jalan di kawasan itu lancar," kata dia diruangan kerjanya, Jumat (2/11).
Masalah jalan lanjut mantan Karo Ops Polda Kalsel ini harus benar-benar diatur karena menyangkut kepentingan masyarakat orang banyak. Selain aturan lanjut dia, budaya tidak tertib lalu lintas juga sudah tertanam pada masyarakat Kalsel.
"Aturan ditaati saat hanya ada polisinya kalau tidak ada masyarakat banyak yang melanggar ini karena sudah budaya," ujarnya.
Untuk mencoba menertibkan berlalu lintas bagi masyarakat banua, Polda Kalsel sudah melalukan upaya salah satunya pungkas diamenggelar Operasi Lajur 2012. Disepanjang kawasan A Yani hingga bundaran bandara Syamsuddin Noor.
"Operasi ini yang pertama dilakukan di Indonesia dan ini sudah kita lakukan selama dua minggu," tandas dia.
Operasi lajur, kata Nandang, dengan sasaran kendaraan bermotor roda dua dan empat, serta yang lainnya, untuk disesuaikan menurut lajur jalan yang telah ditentukan.
Menurut dia, kendaraan roda dua dan roda empat serta kendaraan besar, dan kendaraan yang berjalan lambat, sudah memiliki lajur tersendiri, dan tidak boleh memasuki lajur lainnya.
Selain itu nandang juga mengharapkan pengendara mobil besar seperti truk harus menggunakan lajur tengah.
"Kenapa tengah karena kalau mengambil jalur kiri sesuai aturan bisa merusak konstruksi jalan. Mengingat tanah di kalsel teksturnya lemah bisa ambles kalau di lewati di jalur kiri,"pungkas dia.
Sumber : Metro banjar, Sabtu 3 November 2012 Hal 16
Salah satu kritikan yang ditujukan bagi Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi itu seperti kebijakan tempat memutar kendaraan yang terlalu banyak di sepanjang kawasan Ahmad Yani dari Kota Banjarmasin hingga ke Bandara Syamsuddin Noor.
"Di kawasan itu tempat memutar mobil banyak sekali, seharusnya Dishub membatasi agar jalan di kawasan itu lancar," kata dia diruangan kerjanya, Jumat (2/11).
Masalah jalan lanjut mantan Karo Ops Polda Kalsel ini harus benar-benar diatur karena menyangkut kepentingan masyarakat orang banyak. Selain aturan lanjut dia, budaya tidak tertib lalu lintas juga sudah tertanam pada masyarakat Kalsel.
"Aturan ditaati saat hanya ada polisinya kalau tidak ada masyarakat banyak yang melanggar ini karena sudah budaya," ujarnya.
Untuk mencoba menertibkan berlalu lintas bagi masyarakat banua, Polda Kalsel sudah melalukan upaya salah satunya pungkas diamenggelar Operasi Lajur 2012. Disepanjang kawasan A Yani hingga bundaran bandara Syamsuddin Noor.
"Operasi ini yang pertama dilakukan di Indonesia dan ini sudah kita lakukan selama dua minggu," tandas dia.
Operasi lajur, kata Nandang, dengan sasaran kendaraan bermotor roda dua dan empat, serta yang lainnya, untuk disesuaikan menurut lajur jalan yang telah ditentukan.
Menurut dia, kendaraan roda dua dan roda empat serta kendaraan besar, dan kendaraan yang berjalan lambat, sudah memiliki lajur tersendiri, dan tidak boleh memasuki lajur lainnya.
Selain itu nandang juga mengharapkan pengendara mobil besar seperti truk harus menggunakan lajur tengah.
"Kenapa tengah karena kalau mengambil jalur kiri sesuai aturan bisa merusak konstruksi jalan. Mengingat tanah di kalsel teksturnya lemah bisa ambles kalau di lewati di jalur kiri,"pungkas dia.
Sumber : Metro banjar, Sabtu 3 November 2012 Hal 16
Inggih,,, kebanyakan lubang sagan bebelok,. di S Parman jauh2 putarannya :)